Lingkungan
Kelompok Lingkungan 4/Kelas B/Ilmu Komunikasi 2015/Universitas Islam Indonesia
Rabu, 13 Januari 2016
Jenis/macam Sampah
Kita semua sudah terbiasa dengan yang namanya sampah dalam
kehidupan kita sehari-hari. Setiap hari kita melakukan aktivitas buang
sampah ke tempat sampah maupun ke tempat yang tidak boleh dibuangi sampah.
Ada yang masuk dan ada yang keluar adalah sesuatu hal yang wajar dalam
hidup ini. Kita makan makanan dan minum minuman, lalu mengeluarkan
kotoran melalui saluran ekskresi kita. Manusia yang tidak membuang
apa-apa dalam kehidupannya sehari-hari bisa dikatakan sebagai manusia yang
abnormal.
Apabila kita melihat apa saja yang ada di lingkungan sekitar
kita, kita akan melihat sesuatu yang berserakan di permukaan tanah atau
permukaan lantai. Apa sajakah yang berserak-serakan di lantai atau tanah
yang merupakan bagian dari permukaan planet bumi? Pada umumnya yang
berserakan di permukaan tanah adalah sampah atau kotoran. Sampah-sampah
dan kotoran-kotoran secara bersama-sama menghiasi dunia ini hingga akhir waktu
nanti. Masalah sampah adalah suatu masalah yang tidak akan pernah berkesudahan
walaupun pemerintah atau pihak yang berwenang melakukan berbagai upaya untuk
menghilangkannya secara keseluruhan. Marilah sejenak kita simak informasi
sampah-sampah apa saja yang ada di sekitar diri kita.
Berbagai Macam Sampah yang Biasanya Ada di Sekitar Kita :
1. Sampah daun-daunan, ranting, dan bagian tumbuhan lainnya
2. Sampah kerikil, pasir dan batu-batuan
3. Sampah tanah dan debu-debu yang beterbangan
4. Sampah berbagai macam puntung rokok
5. Sampah berbagai jenis bungkus kemasan produk
6. Sampah kotoran manusia dan kotoran hewan
7. Sampah limbah rumah tangga manusia
8. Sampah bangkai binatang yang telah mati
9. Sampah tissue / tisu yang telah digunakan
10. Sampah polusi buangan kendaraan bermotor
dan masih banyak lagi yang lainnya...
Contoh Berbagai Sampah yang Dihasilkan Oleh Manusia :
1. Sampah kemasan dan sisa-sisa produk
2. Sampah kotoran pengeluaran tubuh
3. Sampah sisa-sisa makanan dan minuman
4. Sampah bangkai hewan / binatang yang dibasmi manusia
5. Sampah polusi (air, udara, suara, tanah, dan lain-lain)
dan masih ada lagi yang lainnya...
Oleh : Rizka Karisma -15321094
Pecinta Alam Wajib Menjaga Alam
Di zaman ini travelling ke berbagai tempat indah bukanlah kegiatan yang asing
lagi. Mulai dari remaja sampai dewasa sangat senang melakukan travelling. Tidak
hanya dalam negeri, banyak juga yang berwisata sampai ke luar negeri untuk
melihat keindahan suatu tempat. Dari yang gratis hingga yang bisa mengguras
kocek yang sangat dalam.
Tapi biasanya masyarakat kurang dapat menjaga
lingkungan alam, seperti membuang sampah sembarangan, mencoret-coret, merusak dan masih
banyak hal-hal lainnya. Perilaku seperti inilah yang wajib dihilangkan bagi
kalian yang hobi untuk travelling ke
tempat-tempat indah dimana pun itu. Bila kalian tidak dapat menjaga alam, janganlah
kalian rusak alam dengan perilaku kalian yang tidak baik.
Kali ini kami dari Indonesia Youth Forum
2015 melakukan aksi untuk menjaga alam. Kami melakukan sweeping dengan seluruh delegasi se-Indonesia sekitar 150an orang
di Pantai Jakat Bengkulu. Saat itu tiap orang disediakan sebuah karung besar
untuk menampung sampah-sampah yang kami punggut. Tidak sampai 2 jam, karung
tersebut pun penuh. Dapat dilihat disini bahwa wisatawan yang berkunjung tidak
peduli akan lingkungan pantai yang indah.
Disitu saya sangat prihatin bagi
wisatawan yang berdatangan. Apabila anda tidak dapat menjaga alam, janganlah
merusak alam yang indah yaa travellers!
Dian Annisa
15321070
Bersihkan Lingkungan Hidup - Demi Kenyamanan Kita Bersama
Lingkungan, di Indonesia sering juga
disebut "lingkungan hidup". Misalnya dalam Undang-Undang no. 23 tahun
1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, definisi Lingkungan Hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia, dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pengertian lingkungan hidup
bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar manusia atau makhluk
hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling
mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya.
Lingkungan
hidup masyarakat di Indonesia tidak sedikit yang memprihatinkan. Kepedulian masyarakat
di beberapa daerah akan lingkungannya kini masih sangat kurang. Kali ini saya
dan rekan-rekan penggurus Indonesia Student and Youth Forum Chapter Yogyakarta terjun
langsung melakukan kegiatan Minggu Bersih di sebuah desa di Klaten. Kegiatan ini
kami lakukan agar masyarakat dapat tergerak hatinya untuk lebih menjaga
kebersihan lingkungan sekitar mereka sendiri. Dengan berbekal beberapa kantung
plastik, kami pun berkeliling desa sembari memunggut sampah yang terdapat
disepanjang perjalanan.
Penduduk
sekitar yang melihat aksi kami ini memberikan apresiasi dan semangat kepada
kami akan aksi minggu bersih yang kami lakukan ini. Semua manusia pasti lebih
senang dan nyaman hidup di lingkungan yang bersih, akan tetapi rasa malas dari
diri masyarakat tersebut yang harus diperbaiki.
Hilangkan malas, bersihkan dan
jagalah lingkungan kita!
Dian Annisa
15321070
Selasa, 12 Januari 2016
Sampah?
"Sampah.
Kita tahu di negara kita banyak sekali sampah bertebaran dimana-mana. entah itu di sungai, di pantai, di pasar, bahkan di lingkungan sekitar kita. sangat sedikit dari kita yang sadar bahwa smpah memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan serta bagi kelangsungan hidup manusia.
banyaknya sampah memicu kuman dan bakteri berkembang lebih cepat dari biasanya, hingga sampah yang telah sekian lama menggunung akan berdampak pada kelangsungan hidup manusia.
Kesadaran setiap orang memang berbeda-beda, terutama kesadaran tentang terbiasa hidup bersih dan menjaga luingkungan. tapi setidaknya kita dapat menghargai upaya orang lain yang telah berusaha menjadikan lingkungan lebih sehat. seseorang yang meletakkan tong sampah, bukan hanya sekedar sebagi hiasan semata, melainkan sebagai wadah sampah agar sampah-sampah itu tidak mencemari lingkungan. dengan begitu lingkungan akan tampak bersih dan nyaman sehingga penyakit tidak mudah menyerang masyarakat."
Firdausi Nur Afifah,
15321074
Kita tahu di negara kita banyak sekali sampah bertebaran dimana-mana. entah itu di sungai, di pantai, di pasar, bahkan di lingkungan sekitar kita. sangat sedikit dari kita yang sadar bahwa smpah memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan serta bagi kelangsungan hidup manusia.
banyaknya sampah memicu kuman dan bakteri berkembang lebih cepat dari biasanya, hingga sampah yang telah sekian lama menggunung akan berdampak pada kelangsungan hidup manusia.
Kesadaran setiap orang memang berbeda-beda, terutama kesadaran tentang terbiasa hidup bersih dan menjaga luingkungan. tapi setidaknya kita dapat menghargai upaya orang lain yang telah berusaha menjadikan lingkungan lebih sehat. seseorang yang meletakkan tong sampah, bukan hanya sekedar sebagi hiasan semata, melainkan sebagai wadah sampah agar sampah-sampah itu tidak mencemari lingkungan. dengan begitu lingkungan akan tampak bersih dan nyaman sehingga penyakit tidak mudah menyerang masyarakat."
Firdausi Nur Afifah,
15321074
Diantara Kalian "Si Perusak Lingkungan"
Indonesia, Indonesia itu indah. Beragam suku, agama, budaya, bahkan wisata dapat kita temui di indonesia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dan juga termasuk penduduk terbanyak ke 4 di dunia. Banyak penduduk tentu banyak juga masahlahnya. Terlebih lagi dalam masalah lingkungan. Kurangnya kesadaran warga indonesia untuk menjaga lingkungannya menjadi momok permasalahan lingkungan di indonesia. Masalah tersebut antara lain sampah, air bersih, penebangan liar, populasi udara, dan lain-lain.
Disisi lain, masih banyak orang bahkan komunitas yang peduli terhadap lingkungan indonesia ini. Salah satunya adalah Greentech (Green Technologi: Study and Research Community) adalah sebuah komunitas yang bekerja dalam aplikasi kreatif dan tepat guna di bidang energi alternatif, teknologi dan lingkungan. Dalam aktifitasnya, Greentech berfokus pada kegiatan kegiatan belajar dan edukasi terhadap energi alternatif, teknologi dan lingkungan yang bermanfaat secara keseluruhan. Misi Greentech sendiri adalah untuk mengembangkan terobosan di bidang energi, teknologi dan lingkungan melalui riset dan workshop, memperkuat relasi dengan berbagai organisasi, instansi, dan komunitas diluar dengan beberapa kegiatan gabungan dan study banding, memberikan edukasi kepada anggota dan masyarakat tentang energi alternatif, teknologi, dan lingkungan, dan juga untuk mewujudkan kondisi lingkungan bersih dengan melakukan kegiatan bersih-bersih langsung di lapangan.
Saya sempat mewawancarai salah satu anggota dari Greentech yang kebetulan dia adalah abang saya.
’’Jadi dulu awalnya didirikan sama teman-teman teknik industri upn yogyakarta sekitar 5-6 orang. Kebanyakan anggotanya adalah mahasiswa UPN Yogyakarta, tapi ada juga dari UII, UGM, UIN, dll. Saat itu pembentukannya lebih ke teori, kurang untuk mengeksekusi di lapangan. Terus datanglah kami yang nggak suka berteori tapi langsung bertindak. Intinya cara menjaga lingkungan itu nggak bisa Cuma pakai teori tapi juga harus turun ke lapangan.’’ ujarnya.
Ini yang membuat Greentech dalam pelaksanaannya mengutamakan semangat budaya ’’do it now’’ bukan ‘’NATO (no action, thingking only)”.
Banyak kegiatan yang dilakukan komunitas ini untuk lingkungan antara lain adalah menanam pohon di muara sungai progo, menanam pohon di pantai baru, menanam pohon di gunung sindoro, bersih-bersih sungai monongo, bersih-bersih jalur wisata prambanan, bersih-bersih jalur wisata turi, dan masih banyak lagi. selain lingkungan, komunitas ini juga merujuk kepada bidang energi alternatif dan teknologi antara lain: membuat minuman keras dari buah-buahan yang jarang di pakai seperti duwet, listrik tenaga mangga, listrik tenaga air asin. Tak tanggung-tanggung, komunitas ini juga sudah melalang buana ke negeri seberang. Komunitas ini pernah mengadakan workshop tentang pembuatan tempe di singapura
Gambar diatas adalah salah satu tindakan yang dilakukan oleh komunitas ini untuk Jogja yang di beri nama merti kutha. Merthi kutha akan bergerak membenahi jalur sepeda, ruang tunggu sepeda, dan sarana pejalan kaki. Wajah kota Jogja yang penuh dengan iklan komersil (sampah visual), pohon, taman, tiang listrik, tiang telepon, tiang peneranganh jalan umum, hingga rambu lalu litas berubah jadi panggung iklan sebagai sampah visual. Perilaku nyampah melengkapi fakta kurang terpeliharanya fasilitas tempat sampah dan ketegasan penegakan aturan kebersihan di ruang publik kota. Merthi kutha akan menjadi awal langkah penegas bahwa masyarakat yogyakarta mampu bergerak di saat pemangku praja tak cukup tanggap bertindak. Merthi kutha adalah wadah pelebur masyarakat sebagai satu komunitas yogyakarta yang akan membangun inspirasi dan mendorong inisiatif pelestarian kehidupan kota.
Selain itu mereka juga join dengan organisai-organisasi lain seperti ocean of life, water forum. awalnya Dana yang didapat untuk melakukan berbagai tindakan secara swadaya. Lalu komunitas ini mengajukan proposal ke badan lingkungan hidup, WetLife. Ternyata untuk menjaga lingkungan kita harus berkorban tenaga maupun materi.
Poinnya adalah masih ada sekumpulan anak muda yang peduli dengan lingkungan. Bahkan mereka bertindak langsung tidak hanya berteori. Kita sebagai penerus harusnya punya jiwa-jiwa yang seperti ini juga, yang sadar akan lingkungan yang telah diberi oleh sang pencipta. Bukan hanya ikut merasakan kegunaannya tetapi juga ikut menjaganya. Jika kita harus berkorban materi maupun tenaga ikhlaskan saja, toh gunanya juga untuk kita. Mari jaga lingkungan bersama.
Meygita Yohan Pratiwi
15321060
Apa yang harus kita lakukan?
27 Desember 2015
Langit biru dan cuaca terik menemani
saya melangkah lebih jauh. Kaki kecil saya menyusuri pantai, keduanya terbalut
pasir yang seharusnya putih, jelas saja warna tak pernah mengubah
tekstur, ia tetap halus sebagaimana pasir yang semestinya. Mengumpul diantara
sela jemari saya, sesekali hilang terhempas ombak yang semakin menepi semakin
kecil frekuensinya.
Pukul 14.00 siang dan matahari masih
menyengat dengan terik yang tidak mereda. Keringatpun mulai membanjiri sekujur
tubuh. Saya menatap langit yang terlihat biru menggoda, dengan sedikit awan
yang putih sebagai penghias siang ini. ‘seharusnya
pantai ini indah, seharusnya.’ Pikir saya dalam hati. Mengapa tidak? Air laut yang mulanya biru bening, kini
berganti warna yang membuat mata lak lagi tertarik meliriknya. Bahkan langit
biru itu justru menjadi objek yang memikat hati saya siang ini. lalu, pasir
yang seharusnya berwarna putihpun kehilangan warna putihnya, menjelma menjadi
cokelat pudar yang usang.
Pohon-pohon yang berdiri kokoh di
tepi pantai sedikit meredakan sengatan matahari yang kian lama semakin
membakar. Namun, ketika saya memutuskan berteduh barang sejenak, niat saya
terurungkan karena dibawah pohon banyak tergeletak sampah. Benda kotor yang
tersebar dimana-mana memang terkadang menjadi suatu hal yang menyebalkan,
terlebih untuk seseorang yang ‘terbiasa hidup bersih’.
Rasanya tangan saya gatal ingin
menyulap pantai ini menjadi objek yang lebih baik, entah itu enak dipandang
ataupun nyaman digunakan sebagai objek wisata.
Beberapa waktu kemudian, saya
menghampiri tiga orang pengunjung yang sedang bercakap diatas pasir sambil
menikmati udara pantai. sedikit banyak saya berbicara kepada mereka tentang
‘bagaimana pendapat Anda tentang objek wisata pantai yang ada di Jepara?’ ternyata
jawaban dari pengunjung yang kebetulan mahasiswa UPN Yogyakarta itu sangat
mencengangkan.
Ada beberapa hal yang harusnya
diperhatikan, misalnya kurangnya fasilitas kebersihan dan akses jalan masuk.
memang beberapa pantai di Jepara telah terfasilitasi, seperti Pantai Tirta
Samudera dan Pantai Kartini, namu selebihnya tidak kurang seperti tempat
pembuangan sampah yang banyak ditemukan sampah di sepanjang bibir pantai.
Untuk kondisi semacam ini, perlunya
kerjasama antar warga, pengunjung dan pemerintah sangat diperlukan. Harusnya
pemerintah lebih memerhatikan fasilitas yang tidak memadai, jika fasilitas
telah memadai maka pengunjung akan bergerombolan menuju objek tersebut, hingga
daerah mampu memamerkan postensinya. Demikian pula dengan warga setempat,
dengan tidak tersedianya fasilitas oleh pemerintah, seharusnya mereka lebih
sadar untuk lebih menjaga dan memperbaiki hal-hal yang menyangkut fasilitas
objek wisata. Untuk pegunjung diharapkan untuk tetap menjaga kelestarian alam
serta tidak membuang sampah pada tempatnya.
Jika kita sebagai warga atau
pengunjung yang diam saja meliat lingkungan tercemar, bagaimana negeri yang
kaya potensinya ini bisa maju?
Langkah awal yang perlu kita lakukan
adalah, dengan sadar diri tidak membuang sampah sembarangan. Tidak hanya pada
wilayah objek wisata, namun dimanapun kaki kita melanngkah.
Matahari berangsur hilang, termakan
malam yang akan segera datang. Senja yang jingganya tidak pernah padam meskipun
ia menghilang. kaki-kaki kecil saya berangsur meninggalkan pusat suara gemercik
ombak serta hilang dari permukaan berpasir putih.
Firdausi Nur Afifah,
154321074
Langganan:
Postingan (Atom)