Selasa, 12 Januari 2016

Apa yang harus kita lakukan?



27 Desember 2015


Langit biru dan cuaca terik menemani saya melangkah lebih jauh. Kaki kecil saya menyusuri pantai, keduanya terbalut pasir yang seharusnya putih, jelas saja warna tak pernah mengubah tekstur, ia tetap halus sebagaimana pasir yang semestinya. Mengumpul diantara sela jemari saya, sesekali hilang terhempas ombak yang semakin menepi semakin kecil frekuensinya.

Pukul 14.00 siang dan matahari masih menyengat dengan terik yang tidak mereda. Keringatpun mulai membanjiri sekujur tubuh. Saya menatap langit yang terlihat biru menggoda, dengan sedikit awan yang putih sebagai penghias siang ini.  ‘seharusnya pantai ini indah, seharusnya.’ Pikir saya dalam hati. Mengapa tidak?  Air laut yang mulanya biru bening, kini berganti warna yang membuat mata lak lagi tertarik meliriknya. Bahkan langit biru itu justru menjadi objek yang memikat hati saya siang ini. lalu, pasir yang seharusnya berwarna putihpun kehilangan warna putihnya, menjelma menjadi cokelat pudar yang usang.

Pohon-pohon yang berdiri kokoh di tepi pantai sedikit meredakan sengatan matahari yang kian lama semakin membakar. Namun, ketika saya memutuskan berteduh barang sejenak, niat saya terurungkan karena dibawah pohon banyak tergeletak sampah. Benda kotor yang tersebar dimana-mana memang terkadang menjadi suatu hal yang menyebalkan, terlebih untuk seseorang yang ‘terbiasa hidup bersih’.

Rasanya tangan saya gatal ingin menyulap pantai ini menjadi objek yang lebih baik, entah itu enak dipandang ataupun nyaman digunakan sebagai objek wisata. 

Beberapa waktu kemudian, saya menghampiri tiga orang pengunjung yang sedang bercakap diatas pasir sambil menikmati udara pantai. sedikit banyak saya berbicara kepada mereka tentang ‘bagaimana pendapat Anda tentang objek wisata pantai yang ada di Jepara?’ ternyata jawaban dari pengunjung yang kebetulan mahasiswa UPN Yogyakarta itu sangat mencengangkan.

Ada beberapa hal yang harusnya diperhatikan, misalnya kurangnya fasilitas kebersihan dan akses jalan masuk. memang beberapa pantai di Jepara telah terfasilitasi, seperti Pantai Tirta Samudera dan Pantai Kartini, namu selebihnya tidak kurang seperti tempat pembuangan sampah yang banyak ditemukan sampah di sepanjang bibir pantai.

Untuk kondisi semacam ini, perlunya kerjasama antar warga, pengunjung dan pemerintah sangat diperlukan. Harusnya pemerintah lebih memerhatikan fasilitas yang tidak memadai, jika fasilitas telah memadai maka pengunjung akan bergerombolan menuju objek tersebut, hingga daerah mampu memamerkan postensinya. Demikian pula dengan warga setempat, dengan tidak tersedianya fasilitas oleh pemerintah, seharusnya mereka lebih sadar untuk lebih menjaga dan memperbaiki hal-hal yang menyangkut fasilitas objek wisata. Untuk pegunjung diharapkan untuk tetap menjaga kelestarian alam serta tidak membuang sampah pada tempatnya. 

Jika kita sebagai warga atau pengunjung yang diam saja meliat lingkungan tercemar, bagaimana negeri yang kaya potensinya ini bisa maju? 

Langkah awal yang perlu kita lakukan adalah, dengan sadar diri tidak membuang sampah sembarangan. Tidak hanya pada wilayah objek wisata, namun dimanapun kaki kita melanngkah.
Matahari berangsur hilang, termakan malam yang akan segera datang. Senja yang jingganya tidak pernah padam meskipun ia menghilang. kaki-kaki kecil saya berangsur meninggalkan pusat suara gemercik ombak serta hilang dari permukaan berpasir putih.

Firdausi Nur Afifah,
154321074

Tidak ada komentar:

Posting Komentar