Indonesia, Indonesia itu indah. Beragam suku, agama, budaya, bahkan wisata dapat kita temui di indonesia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, dan juga termasuk penduduk terbanyak ke 4 di dunia. Banyak penduduk tentu banyak juga masahlahnya. Terlebih lagi dalam masalah lingkungan. Kurangnya kesadaran warga indonesia untuk menjaga lingkungannya menjadi momok permasalahan lingkungan di indonesia. Masalah tersebut antara lain sampah, air bersih, penebangan liar, populasi udara, dan lain-lain.
Disisi lain, masih banyak orang bahkan komunitas yang peduli terhadap lingkungan indonesia ini. Salah satunya adalah Greentech (Green Technologi: Study and Research Community) adalah sebuah komunitas yang bekerja dalam aplikasi kreatif dan tepat guna di bidang energi alternatif, teknologi dan lingkungan. Dalam aktifitasnya, Greentech berfokus pada kegiatan kegiatan belajar dan edukasi terhadap energi alternatif, teknologi dan lingkungan yang bermanfaat secara keseluruhan. Misi Greentech sendiri adalah untuk mengembangkan terobosan di bidang energi, teknologi dan lingkungan melalui riset dan workshop, memperkuat relasi dengan berbagai organisasi, instansi, dan komunitas diluar dengan beberapa kegiatan gabungan dan study banding, memberikan edukasi kepada anggota dan masyarakat tentang energi alternatif, teknologi, dan lingkungan, dan juga untuk mewujudkan kondisi lingkungan bersih dengan melakukan kegiatan bersih-bersih langsung di lapangan.
Saya sempat mewawancarai salah satu anggota dari Greentech yang kebetulan dia adalah abang saya.
’’Jadi dulu awalnya didirikan sama teman-teman teknik industri upn yogyakarta sekitar 5-6 orang. Kebanyakan anggotanya adalah mahasiswa UPN Yogyakarta, tapi ada juga dari UII, UGM, UIN, dll. Saat itu pembentukannya lebih ke teori, kurang untuk mengeksekusi di lapangan. Terus datanglah kami yang nggak suka berteori tapi langsung bertindak. Intinya cara menjaga lingkungan itu nggak bisa Cuma pakai teori tapi juga harus turun ke lapangan.’’ ujarnya.
Ini yang membuat Greentech dalam pelaksanaannya mengutamakan semangat budaya ’’do it now’’ bukan ‘’NATO (no action, thingking only)”.
Banyak kegiatan yang dilakukan komunitas ini untuk lingkungan antara lain adalah menanam pohon di muara sungai progo, menanam pohon di pantai baru, menanam pohon di gunung sindoro, bersih-bersih sungai monongo, bersih-bersih jalur wisata prambanan, bersih-bersih jalur wisata turi, dan masih banyak lagi. selain lingkungan, komunitas ini juga merujuk kepada bidang energi alternatif dan teknologi antara lain: membuat minuman keras dari buah-buahan yang jarang di pakai seperti duwet, listrik tenaga mangga, listrik tenaga air asin. Tak tanggung-tanggung, komunitas ini juga sudah melalang buana ke negeri seberang. Komunitas ini pernah mengadakan workshop tentang pembuatan tempe di singapura
Gambar diatas adalah salah satu tindakan yang dilakukan oleh komunitas ini untuk Jogja yang di beri nama merti kutha. Merthi kutha akan bergerak membenahi jalur sepeda, ruang tunggu sepeda, dan sarana pejalan kaki. Wajah kota Jogja yang penuh dengan iklan komersil (sampah visual), pohon, taman, tiang listrik, tiang telepon, tiang peneranganh jalan umum, hingga rambu lalu litas berubah jadi panggung iklan sebagai sampah visual. Perilaku nyampah melengkapi fakta kurang terpeliharanya fasilitas tempat sampah dan ketegasan penegakan aturan kebersihan di ruang publik kota. Merthi kutha akan menjadi awal langkah penegas bahwa masyarakat yogyakarta mampu bergerak di saat pemangku praja tak cukup tanggap bertindak. Merthi kutha adalah wadah pelebur masyarakat sebagai satu komunitas yogyakarta yang akan membangun inspirasi dan mendorong inisiatif pelestarian kehidupan kota.
Selain itu mereka juga join dengan organisai-organisasi lain seperti ocean of life, water forum. awalnya Dana yang didapat untuk melakukan berbagai tindakan secara swadaya. Lalu komunitas ini mengajukan proposal ke badan lingkungan hidup, WetLife. Ternyata untuk menjaga lingkungan kita harus berkorban tenaga maupun materi.
Poinnya adalah masih ada sekumpulan anak muda yang peduli dengan lingkungan. Bahkan mereka bertindak langsung tidak hanya berteori. Kita sebagai penerus harusnya punya jiwa-jiwa yang seperti ini juga, yang sadar akan lingkungan yang telah diberi oleh sang pencipta. Bukan hanya ikut merasakan kegunaannya tetapi juga ikut menjaganya. Jika kita harus berkorban materi maupun tenaga ikhlaskan saja, toh gunanya juga untuk kita. Mari jaga lingkungan bersama.
Meygita Yohan Pratiwi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar